Langsung ke konten utama

DASAR INVESTIGASI KECELAKAAN






Kecelakaan adalah perisiwa yang tidak direncanakan yang dapat mengakibatkan cedera atau sakit pada pekerja dan kemungkinan menimbulkan kerusakan properti. Kecelakaan disebabkan oleh banyak faktor secara simultan, saling berhubungan, dan saling terkait yang berinteraksi dalam beberapa cara yang dinamis. Adapun langkah-langkah untuk melakukan investigasi kecelakaan adalah sebagai berikut :
Langkah 1. Amankan dan Dokumentasikan Adegan Kecelakaan
Langkah pertama dalam prosedur investigasi kecelakaan adalah mengamankan TKP  sesegera mungkin sehingga dapat mengumpulkan fakta secara akurat. Pada titik ini belum membahas terkait pada apa yang “menyebabkan” kecelakaan itu. Langkah ini fokus pada membuat tempat kejadian kecelakaan aman sehingga dapat mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang terkait. Untuk mengamankan lokasi kecelakaan, gunakan pita peringatan berwarna kuning (safety line), tempatkan kerucut peringatan, atau pos jaga untuk menjaga lokasi agar orang menjauh. Jangan mendokumentasikan kejadian tersebut sebelum dipastikan aman untuk melakukannya. Saat melakukan dokumentasi, strategi yang paling efektif adalah mendokumentasikan sebanyak mungkin. Selain itu hal yang perlu dilakukan adalah :
·   Buat pengamatan pribadi : dapat menggunakan catatan pribadi dan cobalah untuk melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, dll)
·  Dapatkan pernyataan tertulis awal : jika beruntung, akan ada saksi mata dalam kejadian tersebut. Minta mereka untuk membuat penyataan awal yang mendeskripsikan kecelakaan tersebut
·   Ambil foto dan video : saat mengambil foto, pastikan memulai dengan jarak dekat dan ambil foto dari berbagai sudut. Menggunakan penggaris untuk ukuran objek. Identifikasi apa yang sedang difoto. Saat mengambil video, cobalah meminta saksi untuk menggambarkan apa yang terjadi.
· Sketsa kejadian: sketsa sangat penting karena dapat menunjukkan jarak antara berbagai elemen kecelakaan. Ini penting untuk menetapkan “posisi” dari bukti tersebut.  
· Catatan wawancara : catatan dapat mencakup terkait dengan catatan pelatihan, laporan pemeliharaan preventif/kuratif, analisis bahaya pekerjaan/JSA, prosedur operasi standar, jadwal kerja, laporan bahaya sebelumnya, dll

Langkah 2. Wawancara Saksi
Setelah melakukan dokumentasi kecelakaan, langkah selanjutnya adalah mulai menggali detail tambahan dengan melakukan wawancara. Kegiatan ini mungkin paling sulit dari penyelidikan. Tujuan dari wawancara investigasi kecelakaan adalah untuk mendapatkan gambaran yang akurat dan komprehensif tentang apa yang terjadi. Hal terakhir yang harus dilakukan dalam wawancara adalah bersikap keras (menuduh) pada orang yang diwawancarai. Beberapa teknik efektif dalam mendapatkan fakta saat melakukan wawancara adalah:
·  Beri tahu orang yang diwawancarai tujuan awal wawancara adalah untuk mendapatkan fakta bukan menyalahkan
·  Jangan mewawancarai lebih dari satu orang sekaligus. Fakta akan berubah ketika orang lain mendengarkan
·    Mintalah informasi latar belakang. Kemudian minta saksi memberitahu apa yang terjadi. Biarkan mereka berbicara dan penyelidik hanya mendengarkan
·   Jangan bertanya kepada mereka “jika” mereka dapat menjelaskan apa yang terjadi, karena mereka mungkin merespon dengan “tidak” sederhana
· Pergi ke tempat kejadian untuk mewawancarai. Jika tidak bisa, temukan kantor atau ruang pertemuan yang dianggap orang yang diwawancarai sebagai lokasi “netral”
·  Tenangkan orang tersebut. Jelaskan tujuan dan peran penyidik. Ungkapkan keprihatinan terkait dengan kecelakaan dan keinginan untuk mecegah kejadian serupa
·  Bersikap ramah, pengertian, dan berpikiran terbuka. Tenang dan tidak tergesa-gesa
·  Jangan bertanya pertanyaan utama, jangan menyela, dan jangan membuat ekspresi (wajah, lisan persetujuan dan ketidaksetujuan)
· Ajukan pertanyaan terbuka dan hindari pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban ya dan tidak
·    Hindari mengajukan pertanyaan “mengapa anda” karena jenis pertanyaan ini cenderung membuat orang merespons secara defensif
· Ulangi fakta dan urutan kejadian kembali ke orang tersebut untuk menghindari kesalahpahaman
·   Ambil catatan Biarkan individu membaca catatan penyidik sehingga mereka dapat mengoreksi ketidakakuratan.  
·  Jangan merekam wawancara kecuali orang yang diwawancarai mengizinkan dan berterimakasihlah serta minta mereka untuk menghubungi penyidik jika mereka memikirkan hal lain yang mungkin membantu

Langkah 3. Melakukan Analisis Peristiwa
Dalam analisis suatu peristiwa, terdapat dua kompunen peristiwa yaitu aktor dan aksi yang dijelaskan sebagai berikut :
·    Aktor : Aktor adalah individu atau objek yang secara langsung berpartisipasi dalam proses atau hanya mengamati proses dimana memberikan perubahan dengan melakukan atau gagal dalam melakukan suatu tindakan.
·    Aksi : Suatu tindakan atau “sesuatu” yang dilakukan oleh seorang aktor dapat berupa tindakan maupun bukan
Penting untuk dipahami bahwa ketika menggambarkan suatu peristiwa secara tertulis, pertama-tama adalah identifikasi aktor kemudian ceritakan apa yang aktor lakukan. Ingat, aktor adalah “pelaku” bukan orang atau objek yang ditindaklanjuti atau melakukan sesuatu terhadap mereka. Misalnya “Bob melepaskan tali penopang dari tali kekang” dalam contoh tersesbut “Bob” merupakan aktor, tindakannya berupa “melepaskan tali”. Perhatikan juga bahwa pernyataan ditulis dalam bentuk kalimat aktif. Strategi dalam meningkatkan analisis yaitu :
· Melihat sekeliling : Menentukan apakah ada hal lain yang ingin dikatakan/dilakukan sebelum atau setelah penyelidik sedang menilai
·  Pisahkan aktor      : ingat, aktor mungkin orang atau benda melakukan tindakan tertentu

Langkah 4 : Melengkapi Penyebab Analisis
Terdapat 3 fase analisis yaitu :
·  Fase 1. Analisis Cidera : penting untuk dipahami, dalam fase ini yang dianalisis adalah apa yang terjadi selama peristiwa kecelakaan untuk mengidentifikasi jenis energi berbahaya yang terlibat (listrik, mekanik, dll) dan bagaimana transfer energi berbahaya ini yang dapat menyebabkan cedera atau penyakit.
· Fase 2. Analisis Penyebab di Permukaan : pada fase berikutnya adalah menentukan bagaimana kondisi berbahaya dan perilaku tidak aman yang dijelaskan dalam masing-masing peristiwa berinteraksi untuk menyebabkan kecelakaan. Kondisi berbahaya dan perilaku tidak aman adalah penyebab utama kecelakaan dan memberikan petunjuk jika kemungkinan terdapat kelemahan suatu sistem.
·  Fase 3. Analisis Akar Penyebab : selama fase proses analisis ini, penyebab yang ada dipemukaan yang sudah ada sebelumnya mengapa dapat muncul kembali kemungkinan apabila desain komponen yang buruk sehingga menghasilkan kondisi berbahaya dan perilaku tidak aman.

Langkah 5. Rekomendasi dan Perbaikan
Penting untuk membagi rekomendasi ke dalam kategori di bawah ini :
·  Tindakan korektif segera atau jangka pendek untuk menghilangkan atau mengurangi kondisi berbahaya dan/atau perilaku tidak aman yang terkait dengan kecelakaan
·  Perbaikan sistem jangka panjang untuk membuat atau merevisi kebijakan, program, rencana, proses, prosedur dan praktik keselamatan yang ada. Konsultasikan dengan orang yang ahli.
· Para profesional keselamatan mengenali beberapa strategi untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya kesehatan yang memapari karyawan. Strategi tersebut disusun menggunakan “Hierarki of Control”. Saat membuat rekomendasi, pertimbangkan untuk menggunakan hierarki ini
·  Dalam membuat dan menerapkan program dari hierarki of control pastikan anggaran biaya ditekan sebaik mungkin agar manajemen menyetujui rekomedasi. Jelaskan terkait manfaat jika program tersebut diterapkan. Mendidik manajemen tentang penghematan biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung dapat melebihi 4 kali biaya tidak langsung saat kecelakaan terjadi. Menjelaskan bahwa biaya langsung seperti pembayaran kompensasi pekerja, biaya pengobatan, dan biaya untuk layanan hukum lebih besar dari biaya tidak langsung seperti pelatihan karyawan, perawatan peralatan dan properti, implementasi tindakan korektif
·  Buatlah alternatif rekomendasi lebih banyak sehingga pembuat keputusan akan memilih salah satu alternatif. Pilihan harus mengikuti logika dibawah ini :
-   Opsi pertama : jika kita memiliki dana yang besar, apa yang bisa kita lakukan? Hilangkan bahaya dengan kontrol teknik dan kontrol administratif jika dibutuhkan
-     Opsi kedua : jika kita memiliki dana terbatas, apa yang bisa kita lakukan? hilangkan bahaya dengan kontrol administratif. Kontrol rekayasa teknik jika dibutuhkan
-  Opsi ketiga : jika tidak memiliki dana, apa yang bisa kita lakukan? mengurangi paparan dari bahaya ke karyawan dengan menggunakan kontrol administratif dan/atau APD

Langkah 6 : Tulis laporan kecelakaan
Tulis dan catat peristiwa kecelakaan dalam form laporan kecelakaan. Tujuan yang dimaksudkan untuk membantu menghilangkan kecelakaan serupa. Biasanya yang dilaporkan hanya penyebab permukaan saja bukan akar penyebabnya sehingga kecelakaan dapat terulang kembali. Berikut contoh form laporan kecelakaan:


Sumber : OSHA-Accident Investigation Basic

Komentar

Postingan populer dari blog ini

K3 PENGGALIAN

      Pekerjaan penggalian merupakan suatu kegiatan penggalian material (tanah) yang akan digunakan atau akan dibuang. Pekerjaan penggalian adalah salah satu pekerjaan yang memiliki resiko yang cukup tinggi, karena mempunyai resiko tanah longsor, rusaknya fasilitas akibat penggalian dan lain-lain.      Contoh pekerjaan penggalian yaitu pengerjaan selokan bawah tanah, instalasi gorong-gorong, perbaikan darurat fasilitas bawah tanah, dan lain-lain. Pekerjaan penggalian dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan alat berat.       Didalam pekerjaan penggalian perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Penggalian lebih dari 1,4 m harus berizin, karena kemungkinan terperosok dan tertimbun, gas berbahaya, dan  banjir/tenggelam Penggalian terowongan/gorong-gorong/sanitasi harus sesuai aturan keamanan termasuk penangkal petir dengan tahanan maksimal 5 ohm dan instalasi listrik/ kabel-kabel dibawah tanah TAHAP-TAHAP PENGGALIAN Tahap-tahap penggalian sebagai beri

PEMERIKSAAN BOILER

PENGERTIAN BOILER Boiler adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang digunakan untuk pemanasan atau tenaga gerak (Wikipedia). Bahan bakar boiler bermacam-macam mulai dari batubara, minyak, listrik, gas, nuklir, dan lain-lain. PEMERIKSAAN BOILER Dalam pemerikasaan boiler dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu hidrotest dan steamtest 1.   Hidrotest Persiapan untuk pemadatan : Lazimnya pakai air dingin diisikan sampai saluran tingkap pengaman yang berhubungan dengan pesawatnya, harus diberi iplendes, sehingga tingkap pengaman bebas tekanan padat (tidak boleh ada udara di dalamnya). Maksud pemadatan : -          Adanya kerusakan-kerusakan konstruksi akibat daripada pengangkutan/transportasi -        Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan pemuaiannya/elastisisnya untuk dapat tidaknya kembali semula setelah diadakan pemadatan dengan air dingin sampai melampaui tekanan yang diinginkan Pengujian padat dengan air dingin dilakukan (ketentuan pemadata

Menerapkan Safety Riding kepada Pengendara Sepeda Motor

        Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan yang pontensial di Indonesia seiring makin giatnya pembangunan akhir-akhir ini. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang baru-baru ini merilis  The Global Report on Road Safety  pada tahun 2016, kecelakaan lalu litas di Indonesia menduduki peringkat ketiga berdasarkan banyaknya pengendara di Indonesia yang kerap kali kedapatan melakukan pelanggaran lalu lintas.  Menurut data dari Korlantas Polri pada rentang tahun 2016, kecelakaan tertinggi terjadi pada pengendara sepeda motor dengan jumlah 37.721 dan korban kecelakaan lalu lintas berada pada usia produktif, yaitu umur 15-19 tahun dengan jumlah 4.336 orang. Pelanggaran lalu lintas di Indonesia tertinggi juga terjadi pada pengendara sepeda motor karena tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).  Dari data-data yang telah ditunjukkan maka perlu adanya sikap  safety behavior  atau juga disebut sikap selamat yang diterapkan kepada pengendara sepeda motor. Salah satunya dapat d